NG Networking

Saturday, November 30, 2013



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Ikan Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand,Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar. Di Indonesia terdapat cupang asli,salah satunya adalah Betta channoides yang ditemukan di Pampang, Kalimantan Timur. Ikan cupang adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama sehingga apabila ikan tersebut ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit dan tanpa adanya alat sirkulasi udara (aerator), ikan ini masih dapat bertahan hidup. Ikan cupang meliputi 3 jenis yaitu cupang hias , cupang adu dan cupang liar. Cupang his merupakan jenis cupang yang keindahannya terletak pada bentuk ekornya saat mengembang. Walaupun termasuk ikan yang sangat agresif dan cenderung mempertahankan daerah teroterialnya, tetapi keindahannya cupang hias bisa dinikmati tanpa harus menyiksa dan membuatnya bertarung, seperti yang harus dilakukan terhadap ikan cupang jenis adu.
Budidaya  ikan  ini  sangat  menjanjikan  baik  sebagai  mata  pencaharian  utama  atau  sambilan,  sehingga  dapat  mengatasi  pengangguran  dan  menciptakan  peluang  kerja  baru.  Contoh  analisa  usaha, satu  ekor  induk  dapat  menghasilkan  200    300  ekor  anakan.  Untuk  anakan  pertama  dari  induk  betina biasanya 80% menghasilkan anakan jantan. Dalam waktu 2,5 bulan biasanya untuk harga borongan Rp 1000 – Rp 2000 per ekor jantan. Bagaimana kalau mempunyai lima ekor indukan? Belum lagi dari ikan hias kontes yang memiliki harga sampai ratusan ribu per ekor.
Budidaya  ikan  ini  sangat  sederhana  dan  gampang-gampang  susah.  Secara  garis  besar,  kita harus mengetahui media budidaya, pemilihan induk, proses pemijahan, perawatan benih, pembesaran, hama penyakit dan pemasaran.

1.2    Tujuan Usaha
1.      Meningkatkan produksi ikan cupang
2.      Membuka peluang usaha baru
3.      Mencari keuntungan/ income

1.3    Tempat Usaha


1.4    Manfaat
Dengan dibentuknya usaha budidaya ikan Arwana ini diharapkan dapat member manfaat bagi pelaku usaha khususnya dan masayarakat sekitar umumnya, adapun manfaat yang akan dirasakan diantaranya :
1.      Dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar
2.      Dapat memberikan keuntungan atau pendapatan
3.      Dapat terpenuhinya produktifitas ikan cupang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Biologi
2.1.1        Klasifikasi
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Famili              : Osphronemidae
Genus              : Osphronemus
Spesies:           Betta Sp.

Nama binomial
B. persephone
B. picta - Cupang bintik
B. pugnax - Cupang penang
B. splendens - Cupang petarung
           

2.1.2        Morfologi
2.1.3        Daur Hidup

2.2  Teknik Pemeliharaan
2.2.1        Sarana dan Peralatan
1.      Media budidaya
Wadah ikan cupang yang baik yaitu bak semen atau akuarium yang ukurannya tak perlu besar yakni cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x 50 cm, masih wadah perkawinannya lebih kecil dari wadah pembesaran, yang dapat dipakai diantaranya : baskom, akuarium kecil atau ember bisa dipakai buat memijahkan ikan.Sarana Penunjang
2.      Pompa Air     
Pompa air digunakan mengalirkan air dari sumber ke kolam pembenihan melalui pipa pralon yang menghubungannya. Pompa air juga dapat digunakan untuk menyedot air tanah. Pompa yang digunakan sebaiknya memiliki pipa berdiameter 4 inci dengan kapasitas 140 liter air per menit. Pompa air juga dibutuhkan untuk menciptakan gelembung-gelembung air sehingga kandungan oksigen di dalam air kolam pembenihan bertambah. Pompa air ini akan memperlancar sirkulasi dan aerasi.
3.      Blower
Blower digunakan untuk menambah jumlah oksigen sekaligus mengeluarkan gas-gas tak berguna yang dapat membahayakan ikan. Penambahan oksigen penting dilakukan karena jika hanya mengandalkan ketersediaan oksigen yang ada di dalam air tidaklah cukup. Kekurangan oksigen dapat membuat ikan stres bahkan dapat memnyebabkan kematian.
4.      Termometer dan Heater
Termometer digunakan untuk mengukur suhu air. Alat ini hanya digunakan pada waktu-waktu tertentu, terutama pada waktu pengontrolan suhu air. Heater digunakan untuk menstabilkan suhu, terutama digunakan pada saat larva atau benih berada di dalam akuarium.
5.      Kertas pH
Kertas pH atau pH tester digunakan untuk mengetahui tingkat atau derajat keasaman air. Alat tersebut digunakan hanya dalam waktu-waktu tertentu, yaitu pada saat pengecekan pH air.
6.      Tabung Oksigen
Tabung oksigen digunakan untuk penyediaan oksigen pada saat pengemasan benih yang akan dipasarkan. Sebaiknya tabung oksigen segera diisi ulang setiap kali habis digunakan.

2.2.2        Proses Pemeliharaan
Pada budi daya Ikan cupang, tahap pemijahan ikan jenis ini memiliki cara yang berbeda dengan proses pemijahan ikan air tawar lainnya karena ikan cupang memiliki sifat yang suka bertarung terhadap sesama ikan cupang, antara sesama jantan atau antara induk jantan dengan induk betina. Oleh karena itu, diperlukan adanya strategi yang tepat agar induk betina tidak mengalami cidera yang serius dalam proses pemijahan.
Pemijahan dilakukan dilakukan di kolam pemijahan, dapat menggunakan akuarium sedang atau ember kecil. Strategi dalam pemijahan ikan cupang adalah masukan ikan jantan ke dalam kolam pemijahan (akuarium sedang atau ember kecil), kemudian secara terpuisah masukkan betina ke dalam botol bekas selai atau toples kecil. Setelah kedua induk tersebut ditempatkan terpisah, kemudian masukkan botol selai yang bersi induk betina ke dalam kolam pemijahan yang berisis induk jantan. Tempatkan botol selai yang berisi induk betina tersebut dengan posisi tengah-tengah kolam pemijahan yang berisi induk jantan dan biarkan selama 2 hari. Hal tersebut dimaksudkan agar induk jantan saling mengenal dengan induk betina yang berada di dalam botol selai tersebut dan ketika dicampurkan, induk jantan sudah tidak agresif menyerang induk betina.
Setelah 2 hari dan induk jantan telah membuat busa di sudut kolam, barulah induk betina dimasukkan ke dalam kolam pemijahan yang berisi induk jantan tersebut. Tutup kolam pemijahan dan tunggu hingga 2-3 hari. Sebaiknya setiap hari selalu dilihat apakah busa yang dibuat induk jantan tersebut sudah berisi telur atau belum. Untuk dapat melihat dengan jelas apakah busa sudah berisi telur atau belum, dapat diterawang menggunakan lampu senter. Busa tersebut berupa butiran kecil berwarna putih kekuning-kuningan.
Jika sudah tampak telur cupang maka segera pindahkan induk betina ke dalam kolam pematangan gonad karena jika tidak maka induk betina akan memakan telurnya dan induk betina pun akan terus dihajar oleh induk jantan. Setelah itu, biarkan induk jantan yang mengurusi telur tersebut hingga menetas. Telur akan menetas 2-3 hari setelah telur dibuahi. Setelah menetas, barulah induk jantan dipindahkan ke kolam pematangan gonad dan benih cupang dipindahkan ke dalam kolam pembesaran. Pada umur 1,5 sebaiknya benih cupang ditempatkan di kolam pematangan gonad karena pada umur tersebut ikan cupang sudah mulai agresif untuk saling bertarung.

2.2.3        Pengolahan Pakan
Pemberian pakan dilakukan 1-2 hari sekali pada sore hari berupa kodok sawah atau udang. Metode yang digunakan untuk pemberian pakan induk merupakan gabungan dari metode retricted (jumlah pakan 1,25% dari bobot tubuh ikan) dan ad satiation (pemberian pakan sekenyangnya ikan). Jumlah pakan yang diberikan harus tepat dengan kebutuhan ikan karena pemberian pakan yang berlebih akan membuat kualitas air menurun akibat pencemaran bahan organic dan sisa pakan yang akan menjadi racun bagi ikan dan menjadi tempat berkembangbiaknya penyakit. Kekurangan jumlah pakan yang diberikan akan menyebabkan proses reproduksi terganggu atau terhenti bahkan telur yang sedang berkembang dapat diserap kembali oleh induk sebagai pengganti sumber energi.

2.2.4        Pengelolaan Kualitas Air
agar cupang tidak terserang penyakit.Untuk menjaga kualitas air biasanya para penangkar ikan cupang  menggunakan daun ketapang. Selain untuk menstabilkan pH air, daun ketapang dapat juga mengobati ikan cupang adu yang terserang penyakit jamur.

2.2.5        Proses Panen
Panen dilakukan dengan menjaring semua ikan dalam kolam oleh minimal 6 orang. Ikan yang telah dijaring kemudian dipilih oleh kepala tambak untuk menemukan ikan yang sedang mengerami telur. Setelah ikan yang mengeram ditemukan maka telur dikeluarkan dari mulut induk oleh kepala tambak dengan cara memutar-mutarkan ikan agar ikan tersebut tenang, kemudian mulut ikan dibuka dengan sekali hentakan agar larva keluar dari mulut induk. Ikan Arwana dewasa merupakan ikan yang agresif, yaitu bila merasa terganggu akan meloncat kepermukaan. Jika sampai loncatan induk Arwana tersebut mengenai tubuh akan












BAB III
ANALISA USAHA


3.1    Biaya Investasi
No
Uraian
Volume
Harga Satuan
(Rp)
Total
(RP)
1.
Pembuatan aquarium 1 M3
1
200.000
200.000
2.
Kolam 20x20x25 cm
5
100.000
500.000
2.
Peralatan dan Perlengkapan
1 set
1.000.000
1.000.000
3.
Botol air mineral bekas
1000 buah
100
100.000
3.
Lain-lain


1.000.000
Jumlah
2.800.000

3.2    Biaya Operasional

No
Uraian
Volume
Harga Satuan
(Rp)
Total
(RP)
1.
Indukan
10
100.000
500.000
2.
Pakan
100 kg
3.000
300.000
3.
Upah pekerja
2 orang
1.000.000
2.000.000
4.
Lain-lain


500.000
Jumlah
3.300.000


3.3    Sumber Modal
Sumber modal berasal dari pemberi modal (investor) dengan pembagian keuntungan 60 : 40, dimana 60% Keuntungan diberikan kepada investor dan 40 % untuk pelaku budidaya

3.4    Analisa Laba Rugi
SR                                    = 90 %
1 tahun                 = 3 siklus
Harga jual             = 3.000/ ekor
5 indukan cupang = 1000 anakan/siklus (3.000/tahun)
Pendapatan          = (3.000 x 90%) x 3.000
                             = 8.100.000

keuntungan          = Pendapatan - Biaya total operasional
= Rp. 8.100.000,- - Rp. 3.300.000,-
= Rp. 4.800.000,

3.4.1        Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
Analisi B/C ratio dapat digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu usaha untuk dijalankan. Bila nilai B/C yang diperoleh sama dengan 1 (satu), berarti titik impas (cash in flows sama dengan cash out flows), sehingga perlu pembenahan. Jika nilai B/C ratio lebih besar dari 1 (satu) berarti gagasan usaha/proyek tersebut layak untuk dikerjakan dan jika lebih kecil dari 1 (satu) berarti tidak layak untuk dikerjakan.

Rumus B/C ratio adalah sebagai berikut :
B/C ratio       = Total Pendapatan : Total Biaya Operasional
B/C ratio       = Rp. 8.100.000,- : Rp. 3.300.000,-
= 2.45 (Feasible)

Dari perhitungan B/C ratio dapat diketahui bahwa nilai B/C ratio pada usaha produksi Bbudidaya ikan cupang tersebut menguntungkan atau feasible (go) untuk dijalankan yaitu pada angka 2.45 Bila B/C ratio < 1 usaha tidak layak untuk dijalankan, B/C ratio > 1 usaha tersebut menguntungkan sehingga usaha dapat dilanjutkan.

3.4.2        Break Even Point (BEP)
Perhitungan BEP digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan dimana pada titik tersebut proyek tidak untung dan tidak rugi (total revenue = total cost). Selama proyek/perusahaan masih berada di bawah titik BEP, selama itu juga perusahaan tersebut masih mengalami kerugian. Untuk menghitung BEP dapat digunakan rumus dibawah ini :

Break Even Point (produksi) :
BEP (Produksi)         = Total Biaya Operasional : Harga Penjualan
BEP (Produksi)         = Rp. 3.300.000,- : Rp. 3.000,-
= 11.000 ekor /tahun

Jadi usaha pembesaran ikan arwana ini akan mengalami titik impas (BEP) pada saat menghasilkan ikan cupang sebanyak 11.000 ekor .

3.4.3        Rentabilitas Produksi
Rentabilitas Produksi            = Keuntungan : (Biaya investasi + Biaya Variabel) x 100%
                                              = 4.800.000: 2.800.000 x 100%
                                              = 1.7%

3.4.4        Analisa Pay Back Period (PBP)
Analisa Pay Back Period adalah waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengembalikan investasi. Suatu indikator yang dinyatakan dalam ukuran waktu yaitu berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi yang dikeluarkan. Semakin cepat dalam pengembalian biaya investasi sebuah proyek, semakin baik proyek tersebut karena semakin lancar dalam perputaran modal. Analisa tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

PBP = Investasi : (Keuntungan + Penyusutan) x 1 tahun
PBP = 2.800.000,- : (4.800.000,- + Rp. 500.000,-) x 1 tahun
PBP = 0,5 tahun (6 Bulan, 10 hari)

Artinya modal investasi yang digunakan akan kembali dalam jangka waktu 6 bulan 10 hari.




























BAB IV
TEMUAN

4.1  Faktor Penghubung
1.      Sumber air dekat dengan lokasi usaha.
2.      Tersedianya sumber daya alam dan sumber daya manusia.
3.      Adanya lahan yang belum termanfaatkan dan sangat baik bila digunakan untuk usa-ha budidaya, sehingga bila lahan tersebut diolah dengan baik akan membantu meningkatkan pendapatan keluarga.
4.      Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka permintaan ikan juga semakin meningkat.
5.      Mempunyai organisasi dan kelompok kerja yang aktif dan produktif.
6.      Mempunyai kemampuan untuk mempro-duksi ikan dengan ukuran yang sesuai dengan permintaan konsumen.
7.      Mempunyai tenaga kerja yang cukup berpengalaman dari segi teknis budidaya.
4.2  Faktor Penghambat
1.         Belum adanya tenaga ahli khususnya di bidang perikanan yang membantu dalam pelaksanaan usaha.
2.         Pemasaran ikan yang jauh keluar kota, sehingga mempengaruhi kualitas ikan dan bahkan ikan mudah stress diperjalanan dan akhirnya banyak yang mati sehingga kesegaran ikan tidak tahan lama.
3.         Manajemen pengelolaan masih sederhana.
4.         danya persaingan dengan komoditi per-ikanan dan pengusaha perikanan lainnya.
5.         Kemungkinan berdirinya usaha baru dengan teknologi yang lebih baik.
6.         Kurang adanya kepercayaan dari penyedia dana baik investor maupun bank terhadap usaha budidaya perikanan karena adanya resiko ketidakpastian yang tinggi, sehingga petani ikan kesulitan dalam memperoleh dana dalam upaya pengembangan usahanya.
7.         Belum mantapnya pola perencanaan dan pembinaan tenaga kerja yang dapat memenuhi perkembangan usaha

4.3  Manfaat
1.      Dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar
2.      Dapat memberikan keuntungan atau pendapatan
3.      Dapat terpenuhinya produktifitas ikan arwana
4.      Dapat memberikan pelatiihan serta bertambahnya pengalaman khususnya dalam bidang usaha budidaya ikan arwana

4.4  Upaya Tindak Lanjut
Upaya tindak lanjut yang akan pelaku usaha budidaya lakukan yang pertama ialah mencari investor untuk memberika modal selanjutnya menentukan lokasi budidaya, mempersiapkan sarana dan prasarana serta menjalin kerja sama atau kemitraan dengan pihak-pihak terkait.


BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
ikan cupang meruapakan salah satu komoditi perikanan yang pasaran ekspornya cukup menonjol, sehingga selama sekitar 10 tahun terakhir telah berkembang cukup pesat. Karena besarnya permintaan pasaran internasional, menyebabkan munculnya inisiatif masyarakat untuk mengembangkan usaha ikan cupang
Walaupun aspek pemasaran ikan cupang secara statistik, baik kualitas maupun kuantitasnya yang diperdagangkan di dalam negeri maupun pasar ekspor, belum dapat diketahui secara rinci, namun berdasarkan total permintaan global pasaran dunia tampak bahwa sampai saat ini potential demand masih belum dapat dipenuhi oleh negara-negara produsen (terutama dari ASEAN). Oleh karena itu, pada saat ini budidaya ikan cupang mempunyai peluang pasar yang masih terbuka. Namun demikian, untuk mengimplementasikannya dalam bentuk usaha berskala besar memerlukan kecermatan atas fenomena pasar ikan cupang, baik sebagai komoditas ekspor maupun pasaran dalam negeri.

5.2  Saran
Dalam usaha pembudidayan perikanan khususnya budidaya ikan cupang, sebelum melakukan usaha tersebut harus terlebih dahulu memperhatikan lingkungan sekitar dan perencanaan yang matang



















LAMPIRAN-LAMPIRAN

1.      STRUKTUR ORGANISASI











2.      PETA LOKASI BUDIDAYA




3.      LAYOUT KOLAM INDUK, AQUARIUM PEMIJAHAN BENIH, BOTOL PEMBESARAN IKAN CUPANG







Cube: f)


Can: g)
 


















4.      RIWAYAT HIDUP